perpustakaan
Aku suka sekali membaca buku. Oleh sebab itu sekarang aku sedang berada di perpustakaan kota di dekat sekolah. Ditemani secangkir kopi. Hari ini kebetulan sekolahku pulang lebih awal karena ada rapat mendadak. Ya, kau tau lah terkadang mereka hanya mengobrol tidak jelas, membahas hal-hal yang tidak penting, tetapi masalah yang sesungguhnya terjadi malah diabaikan. Aku tidak peduli, toh mereka adalah pengajar tidak berguna, they paid for doing nothing. Dan aku sudah terbiasa belajar semuanya sendiri.
Perpustakaan ini adalah perpustakaan yang sepi pengunjung. Dari hari ke hari, pengunjungnya semakin sedikit saja. Entah karena kondisi perpustakaan yang kurang baik, atau karena semakin menurunnya minat membaca pada homo sapiens di era ini. Ya, opsi kedua lebih masuk akal. Aku sendiri mungkin adalah satu-satunya anak muda yang lebih suka menghabiskan jam kosong belajar di perpustakaan daripada hangout bersama teman-teman. Dan sekarang aku sendiri. Oh tidak, ditemani secangkir kopi.
'Kriek...' Terdengar suara pintu berderit. Suara pintu terbuka. Seorang gadis cantik dengan shawl dan penutup rambut mendekati mejaku, lebih tepatnya ke arah rak buku di sebelah mejaku. Dia sekilas tersenyum padaku, seperti mengatakan, 'Hei ternyata masih ada orang seperti aku!' dan kemudian kembali fokus mencari buku. Dia mengeluarkan buku anatomi tebal, oh mahasiswi kedokteran (yang cantik)... Aku terus memandanginya, terpesona pada mahasiswi cantik yang pergi ke perpustakaan di saat orang-orang seumurannya lebih suka berduaan dengan pasangan dan menghabiskan hidupnya untuk mencari pasangan dan patah hati. "Kamu sedari tadi menatap saya, ada apa ya?"
Setelah dia bersuara, aku langsung keluar dan mencari meja lain.
Ternyata dia waria.
Komentar
Posting Komentar