Melukis Wajahmu

Hati ini gelisah, diriku tetap saja bertanya, apakah kau masih ingat pesanku hari itu?
"Jangan lupa, bawa pena kemanapun kau pergi" diriku bertanya, "memang ada apa dengan pena itu?"
"Kau bawa saja.." "Baiklah.."
Aku lihat raut wajahmu, menandakan bahwa jawaban itu masih ragu.
Ku lukis wajahmu itu didalam hatiku
Kuukir jawabanmu di dalam memoriku
Kuukir, kulukis, kuukir, kulukis,,,
Aku berani bersumpah, tak akan kulupakan dirimu, muridku, dan beranikah kau berjanji tak akan lupakan pelitamu ini?
Aku selalu berpikir, begitukah puisi hatimu ketika esok aku tak bisa mengikuti pelajaranmu lagi?
Kini aku masih bertanya, mengapa harus kubawa sebuah pena dan buku catatan?
Apakah kau masih belum puas dengan 'penyiksaan' berupa tugas yang kau berikan padaku?
Dengan ragu, aku kembali bertanya, "Mengapa, pena itu mengapa harus kubawa? Biarlah aku mengerti maksudnya.." "Lukislah wajahku, biarkan penamu menggoreskan tinta kasih sayang untukku. Kerjakan tugas itu, kamu mengerjakan tugas saja, itu adalah tanda kasih sayangmu padaku,,Biarkan langit dan bumi jadi saksi bahwa pena itu selalu asik mengerjakan tugasnya sebagai pena yang membuahkan hasil..maukah kau melihat nilai 10 di rapotmu? Bisakah kau tunjukkan jika mendapatkannya?"
Aku terkejut, kaget, geli, sekaligus terharu. Benarkah itu jawaban hatimu? Benarkah? Biarpun, esok aku akan meninggalkanmu, saat ini aku ucapkan, Selamat Hari Guru, Happy Teacher's Day. Penghargaan aku berikan kepadamu sebagai berlian paling indah dalam hidupku...



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Kakakku yang no. 2.

Aku Ingin jadi kupu-kupu

"Pajamas Party" (hanya fiktif belaka! REKAYASA)