Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2010

Sahabatku, Sahabat Online

Gambar
Tempo hari, aku melihat friends request di facebook-ku. Dwita Ayu Alsabilla, semula aku akan meng-ignorenya karena tidak terlalu tahu tentangnya. Hanya sebatas yang ada di info saja yang aku tahu. Ya sudah, aku berpikir pasti akan mengenalnya jika meng-confirm permintaannya. Saat itu juga aku mengajak dia chattingan. Awalnya hanya berbasa-basi mengatakan ''hallo'' namun, akhirnya aku memberanikan diri bertanya ''kamu tahu fb ku dari mana'' dan ia menjawab, ''dari syifa''. Aku berpikir, pembicaraan ini layaknya makan kerupuk. Garing. Tetapi, biarlah ini berlangsung garing. Aku bisa lebih cepat kenal dengannya. Never mind. Kukorbankan ketidak nyamanan ini. Aku kembali bertanya, ''aku bisa panggil kamu siapa'' ia menjawab kembali, ''dwita aja cukup''. Ternyata betul dia orang yang baik, dia menjawab semua basa-basi ku. Alhamduliillah. Aku terkejut  saat dia bilang ''aku senang berkenalan dengan kamu

Melukis Wajahmu

Hati ini gelisah, diriku tetap saja bertanya, apakah kau masih ingat pesanku hari itu? "Jangan lupa, bawa pena kemanapun kau pergi" diriku bertanya, "memang ada apa dengan pena itu?" "Kau bawa saja.." "Baiklah.." Aku lihat raut wajahmu, menandakan bahwa jawaban itu masih ragu. Ku lukis wajahmu itu didalam hatiku Kuukir jawabanmu di dalam memoriku Kuukir, kulukis, kuukir, kulukis,,, Aku berani bersumpah, tak akan kulupakan dirimu, muridku, dan beranikah kau berjanji tak akan lupakan pelitamu ini? Aku selalu berpikir, begitukah puisi hatimu ketika esok aku tak bisa mengikuti pelajaranmu lagi? Kini aku masih bertanya, mengapa harus kubawa sebuah pena dan buku catatan? Apakah kau masih belum puas dengan 'penyiksaan' berupa tugas yang kau berikan padaku? Dengan ragu, aku kembali bertanya, "Mengapa, pena itu mengapa harus kubawa? Biarlah aku mengerti maksudnya.." "Lukislah wajahku, biarkan penamu menggoreskan tinta kas

Aku Ingin jadi kupu-kupu

Aku adalah seorang manusia biasa. Lebih tepatnya seorang manusia yang masih belajar tentang hidup dan makna di balik hidup itu sendiri. Menjalani hidup layaknya menyebrangi samudra yang berhektar-hektar luasnya. Menjalani hidup layaknya membaca buku dengan judul berbeda. Menjalani hidup layaknya memakan permen dengan berbagai rasa. Jadi, hidup itu seperti gado-gado. Peristiwa yang kita alami selalu berbeda. Tidak mungkin selalu sama setiap hari. Bahkan, hidup itu bisa berubah dalam hitungan menit atau detik saja. Oh iya, jangan pernah merasa selalu menjadi pemenang. Bahkan, pemenang dalam menggapai tujuan hidup sekalipun. Bagiku, kemenangan tak selalu datang. Dia bisa pergi, datang, dan pergi lagi. Aku selalu menyemangati diriku sendiri, bahwa seorang pemenang adalah seseorang yang dengan lapang dada menerima kekalahan. "Aku seorang pemenang!". Rasanya, ingin aku meneriakkan itu lewat mikrofon masjid. Pemenang dalam arti menerima kekalahan. Jarang sekali aku membawa hasil dar

Tentang Para pejuang pembawa keributan

Gambar
Inilah kelasku. Kelas 6 yang terletak di ujung, di dekat toilet. Kami selalu mengeluh karena dari kelas, tercium semerbak pesing. Aku pun tidak tahan. Mau bagaimana lagi, memang kami sudah 'berjodoh' dengan toilet dan masalah-masalahnya. Dulu, saat kelas satu, kami harus menahan takut, karena toilet kami sepertinya 'angker'. Kelas dua kembali menghadapi masalah itu, dan kelas 3-5 semester 1 kami dilanda masalah susah ke toilet karena harus turun tangga (terlalu ribet). Dan kini biarpun gampang ke toilet, kami harus menerima ganjaran mencium bau pipis yang tak terkira baunya. Semua masalah itu ditambah lagi dengan menanggungg keonaran dari para laki-laki ingusan ini. Mereka akan menjadi 'musuh' anak perempuan jika membuat keonaran. Tetapi, mereka akan menjadi 'teman' jika memberi pertolongan. What?? Pertolongan? Ya, ya mereka tak akan rela memberi pertolongan kepada anak perempuan. Mereka hanya rela memberi pertolongan kepada 'sesama anak ingusan'

Elvin and just Elvin

Gambar
Saya hanya akan menyampaikan 1 [bahkan 1.000 yang tak bisa saya sebutkan 1 per satu] kekurangan yang belum ditulis dalam entri 'tentang aku' yang berlabel 'all about me'. Narsis. Ya, ya. Tak ada kata yang lebih menonjolkan kebolehan saya selain NARSIS, itu dia. Mobil lewat, motor lewat, simbah-simbah jalan, orang pacaran, akan dibuat terkejut saat melihat makhluk besar beraksi di halaman rumah yang besar pula. Bahkan, saya pun  juga sering memanfaatkan angin besar agar jilbab saya berkibar. Seile, kayak artis terkenal aja. Ya iya dong. Terkenal besar maksudnya. Hahahaha. Mungkin, karena keturunan. Soalnya, kakak saya itu suka sekali foto-foto. Emm, tapi kayaknya sih banyakan saya. Baterai hp-nya saya jebolin untuk ceprat-cepret. Coba, lihat di fb saya, Elvinda Saffana, banyak sekali fotonya. Tapi di-add dulu, soalnya yang bisa lihat, hanya yang sudah jadi teman saya. Saya juga memperluas kenarsisan saya lewat blog ini. Jadi blog ini hanya tempat pelampiasan saja. Hihihi

miss cyber, so what?

Gak mungkin ada orang yang nggak tau internet. Hari gini? Cuma orang yang sangat tidak modern yang tidak mengerti harta berharga dalam hidupku ini. Aku sendiri pun kurang tahu mengapa aku menyebut diriku sebagai seorang Miss Cyber, tapi yah, itu karena aku begitu menggandrungi dunia ini. Dunia fantasi yang tak lain dan tak bukan adalah dunia milik manusia. Tak jarang orang yang terjebak dan jatuh dalam duniaku ini. Dunia fantasi yang membuat orang betah berlama-lama di dalamnya. Oh iya,  my name is Mutiara Calissa. MC, atau Miss 'C'urang kerjaan [kurang kerjaan]. Nggak salah jika aku disebut begitu. Ya, karena aku nggak peduli dengan masa apa yang ada di depanku. Aku hanya pedulikan cyber world. Betul, dunia maya. Aku betah 1 hari berselancar disini. Walau makan pun hanya dalam bayang-bayang. Facebook, twitter, blog, semuaanya bagaikan mall yang sangat banyak peminatnya. Sebagai seorang wanita, aku seakan mau membeli kebutuhan yang sebenarnya tak dibutuhkan. Maksudnya? Tau deh.

tentang mama

Gambar
11 tahun yang lalu... tepat di rs pku bantul, mama melahirkanku...saat itu mama udah tua banget, jadi nggak kuat nge''dorong''nya...terpaksa aku harus di vacum...kepalaku besar sekali, mama dan bapak pun sempat panik...untunglah..nggak papa...alhamdulillah. 11 tahun yang lalu...aku nggak bisa ingat kapan [anak yang nggak dikasih tau tgl lahirnya pasti nggak tau] datangnya hari itu...hari bahagia bapak...yang menginginkan sosok bayi mungil yang menambah kelengkapan dalam rumah tangga yang ia jalin bersama mama.... 11 tahun yang lalu...saat aku masih kecil belum pernah melakukan satu pun kesalahan..aku masih suci, namun tak mengerti siapa orangtua yang telah susah payah melahirkanku... mama, beliaulah orang yang melahirkanku dengan susah payah... menguras raga dan bahkan mengorbankan jiwanya... ketika aku mulai mengerti arti cinta yang terselubung di dalam jiwa dan raganya, aku malah tak memperdulikannya, Mama yang sangat berjasa... ketika aku mulai beranjak remaja, aku m