Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Dialog Meja dan Kursi II

karena dialog meja dan kursi yang pertama hilang dan terlalu sentimentil, lahirlah yang kedua Si pemalas bermimpi, "aku ingin menciptakan mesin waktu" Matanya berbinar bahagia Meja dan kursi tertawa sampai ingin hidup "Bagaimana bisa si pemalas itu?" kata meja "Iya" kata kursi Mereka mengejek dan tertawa Ragu kalau si pemalas bisa Masa depan tiba Mesin waktu pun tercipta Tetapi meja dan kursi tak lagi bisa tertawa Karena mereka.. sudah dimusnahkan

Awal dan akhir

Kita sudah enam tahun bersama-sama, dan sekarang aku baru sadar, bahwa kita sangat dekat dengan perpisahan. Mungkin jarak kita nanti tidak jauh, masih berada di satu lingkup dan satu kota yang sama. Tetapi, perbedaannya adalah, kita tidak bisa lagi berbagi cerita yang sama, atau mungkin tawa dan atmosfer yang sama, seperti saat kita di asrama—yang tidak ada yang namanya barang pribadi. Kita tidak bisa lagi berbagi sabun yang sama, minum di satu tempat minum yang sama, saling mengingatkan untuk berangkat bimbel, dan hal-hal sepele lainnya. Tidak akan lagi terdengar cerita-cerita setelah liburan panjang. Tidak akan lagi ghosob-ghosob-an yang walaupun sangat salah sudah bisa menjadi hal yang lumrah. Hal itu bukan karena kita criminal, tetapi, karena kita (mencoba) saling memahami. Aku akan rindu kalian, walaupun aku terlihat apatis dengan segala bentuk acara angkatan, walaupun aku tidak tertarik. Itu semua bukan karena aku nggak suka sama kalian, aku cuma emang nggak suka