Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

millenials

Hari ini adalah hari dimana aku dan teman-temanku selama 6 tahun di sekolah dasar bertemu untuk pertama kalinya, setelah 6 tahun nggak bertatap muka sama sekali. Aku melihat mereka hanya sebatas di media sosial, bahkan yang nggak pernah ngesahre fotonya atau nggak punya akun medsos, aku nggak tahu sama sekali. Karena kami semua sudah disibukkan dengan urusan masing-masing..hmm. atau mungkin menganggap bahwa percakapan dengan teman yang sudah lama nggak ketemu itu nggak menarik banget. Agak kaget juga melihat teman-temanku (terutama laki-laki) yang jauh berbeda dari waktu SD dulu. Yaiyalah. Masa mau segitu-segitu aja. Yah, suasana reuni kali ini hening. Nggak begitu riuh dan ramai seperti reuni mamaku. Mungkin karena waktu 6 tahun itu bukan waktu yang lama? Ah tidak juga. Bagiku 6 tahun sudah 'waktunya' untuk kangen dan banyak cerita. Lalu kenapa? Kenapa kok bisa nggak ramai dan nggak banyak cerita yang mengudara saat reuni? Lihatlah, semua orang sibuk dengan telepon genggam

aku rindu kamu

                                                                Hafizh membuka matanya. Dia membuka jendela kamarnya yang besar dan dibuat dengan kaca impor, tetapi laki-laki itu terlihat tidak peduli dengan pemandangan atau barang-barang mewah yang menghiasi kamarnya (yang pagi ini bertambah banyak), dia punya perhatian terhadap sesuatu yang lebih penting. Hafizh segera bangkit dengan buru-buru untuk melaksanakan sholat subuh nya yang sangat terlambat. Hafizh panik melihat jamnya yang sudah menunjukkan pukul enam kurang limabelas menit. Hafizh menangis dalam sholatnya, meminta Allah untuk mengampuni hambaNya yang lalai ini. Tadi malam, Hafizh lembur mengerjakan laporan rapat perusahaan ayahnya, yang mana ayahnya menyuruh sekretaris beliau untuk digantikan Hafizh. Hafizh sudah request dengan sopan kalau dia besok ada observasi di lab dan harus bangun tahajud dan shubuh, sedangkan sekretaris ayah kan non islam. Ayah Hafizh menyangkal, "Dulu ayah juga bisa kok ngerjain semua

Korean Boys based on my perception

'Ih. Banci.' 'Ih apaan sih, goyang goyang gak jelas.' 'Kayak gitu kok disukain sih mbak? Apa yang kamu sukain dari mereka?' Mungkin itulah kata-kata yang keluar dari orang-orang terdekatku yang melihat ketertarikanku dengan boyband korea. Kenapa aku suka mereka? Nggak tahu, ketika denger musiknya aku langsung 'iya' aja gitu, ya kayak semua orang terhadap apa yang disukainya. Langsung klop dan langsung enak aja, nggak ngerti kenapa. Aku juga suka tampangnya, imut-imut, bersih (haha), ya pokoknya kelihatan artis korea itu well trained dan semua shownya itu bener-bener well prepared. Ya emang ada beberapa program mereka yang kelihatan banget nggak pentingnya, dan cuma buat cari duit (namanya juga otak bisnis), tapi mereka semua baik artis ataupun manajemennya, berusaha untuk memberikan yang terbaik (duit men duit). Buat cari duit mereka itu gak asal-asalan. Ada yang street casted tapi dicasting lagi waktu latihan, pokoknya edan banget. Mereka