Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Mungkin

Mungkin aku bukan satu-satunya orang yang tidak suka keluar rumah dan jalan-jalan. Satu. Dari sedikit orang di dunia ini. Aku juga heran pada diriku sendiri, kenapa aku ini begitu kaku dan tidak suka bersenang-senang, menikmati alam dan Kuasa Tuhan yang begitu luas di luar sana. Mengapa aku ini hanya suka berada di ruangan kotak ditemani barang dan koneksi worldwide. Mengapa aku ini hanya suka duduk dan mengamati dunia lewat berita yang kuupdate dari media sosial, mengobrol dengan teman dari luar kota, dan membaca buku. Mengapa aku hanya suka berada di rumah atau di asrama. Banyak orang juga bertanya. "Kenapa kamu tidak jalan-jalan? Apa tidak bosan?" "Dunia ini luas..." (Ini yang tidak bisa kujawab, karena memang benar) "Kamu butuh bersenang-senang sedikit. Apa kamu nggak ingin?" Ya.. Aku juga tidak tahu. Aku juga heran. Coba sekarang kutanya. Katanya kamu lelah, mengapa setelah diberi istirahat, bukannya istirahat malah jalan-jalan? Malah

Life Begin

Banyak orang yang bilang, "hidup baru dimulai setelah kita keluar dari zona nyaman kita." Awalnya aku mengelak, bukannya walaupun di zona nyaman, kita tetap bernafas, bergerak, layaknya orang hidup? Memang begitu adanya, tapi aku pun merasa jika kita di rumah dan tidak banyak melakukan aktivitas rasanya seperti raga ini hidup saja, bernafas saja, bergerak saja, tapi kosong layaknya mayat hidup. Dan memang, zona nyaman bukanlah tempat yang cocok untuk belajar dan improvisasi bakat. Zona nyaman adalah tempat istirahat, bukan tempat untuk hidup sehari-hari. Mungkin karena alasan itu juga mamaku selalu menginginkan agar aku tetap di asrama. Asrama, limitnya siswa. Batasan, peraturan, manajemen waktu, dan kebutuhan yang membayang setiap hari dan mengikat tanpa henti, adalah jiwa dan ciri khas asrama. Asrama menjadi limit kami untuk 'bebas'. Bebas dalam artian lepas dari peraturan. Dalam hal ini, orangtua sangat terbantu agar mereka tidak usah repot mengurusi anaknya. Kar

perpustakaan

Aku suka sekali membaca buku. Oleh sebab itu sekarang aku sedang berada di perpustakaan kota di dekat sekolah. Ditemani secangkir kopi. Hari ini kebetulan sekolahku pulang lebih awal karena ada rapat mendadak. Ya, kau tau lah terkadang mereka hanya mengobrol tidak jelas, membahas hal-hal yang tidak penting, tetapi masalah yang sesungguhnya terjadi malah diabaikan. Aku tidak peduli, toh mereka adalah pengajar tidak berguna, they paid for doing nothing. Dan aku sudah terbiasa belajar semuanya sendiri. Perpustakaan ini adalah perpustakaan yang sepi pengunjung. Dari hari ke hari, pengunjungnya semakin sedikit saja. Entah karena kondisi perpustakaan yang kurang baik, atau karena semakin menurunnya minat membaca pada homo sapiens di era ini. Ya, opsi kedua lebih masuk akal. Aku sendiri mungkin adalah satu-satunya anak muda yang lebih suka menghabiskan jam kosong belajar di perpustakaan daripada hangout bersama teman-teman. Dan sekarang aku sendiri. Oh tidak, ditemani secangkir kopi.