(The cool) Home-based child

Artinya anak rumahan. Ya, anak rumahan. Betul sekali, anak rumahan. That is me. Banyak yang mencerca dan memaki sifat (ajaib)ku yang satu ini. Katanya,
"Yaelah pin, di rumah mulu."
"Aneh.."
"Hah, kamu belum pernah kesini?"
Kalau aku ngajak jalan, "Kamu tu sukanya cuma wacana.. Gak ada realisasi!"
"Ya ampun kamu di asrama aja?"
"Come on, ini holiday."
IYA! Sangat aneh memang. Jaman sekarang nih bro, lagi ngetren anak-anak muda nongkrong di cafe, jalan-jalan ke mall, dan nge-trip ke tempat wisata alam atau naik gunung (dan upload foto di instagram). Tapi, anehnya, aku, lebih suka menghabiskan waktu di rumah daripada jalan-jalan. Bukan masalah gak punya uang (nggak punya juga sih..), ataupun karena jauh, ataupun karena gak punya pacar, ataupun gak punya teman. Alasannya simple. Ada teknologi (yang mana teknologi adalah surga dunia), malas, dan senang di rumah. Ketiga alasan itu sudah cukup untuk mewakili jawaban atas pertanyaan, "kenapa di rumah mulu?" 
Temen-temenku yang liburannya cuma di rumah menggerutu (sambil ngetwit) : 'Ich, holidaynya gag asik bgdzzzz' emotnya 😪. Lah. Dibawa seneng aja bro! 
Menjadi anak rumahan itu adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. Santai aja lagi! Lagian di rumah kalian bisa melakukan banyak hal, seperti : ngenet, membantu orang tua, baca buku, hibernasi (haha), ya pokoknya suka-suka kalian dah. 
Banyak banget keuntungannya bro jadi anak rumahan itu. 
1. Duit tidak habis. 
Ya mau dipake apa. Orang di rumah ndekem, nggak ngapa-ngapain, nggak jajan, nggak jalan-jalan... 
2. Bisa lebih deket sama orang rumah.
Maksudnya keluarga. Keluarga itu orang pertama yang tahu dan peduli sama kita, lo. So, kedekatan sama keluarga itu perlu banget. Coba kalau kita hobinya keluyuran dan jalan-jalan sama temen, ya deketnya sama temen. Kecuali kalau sama keluarga. Ya, paling setahun sekali, pas Lebaran. Haha.
3. Mmm. Mulai bingung. Melakukan hal-hal positif khas anak rumahan. 
Apa sih hal positif khas anak rumahan itu? 
Baca buku. 
Blogging.
Mengerjakan tugas rumah.
Realisasi hobi.
Tidur alias hibernasi (ini sih gak positif)
Bikin artikel.
Ngerjain PR.
Hafalan atau tahfidz. 
Dan masih banyak lagi. 
Kekurangannya? Banyak juga. Aku sebagai anak rumahan juga mengakui hal itu.
1. Kuper, gak punya temen, temennya cuma Maya. 
Ya iyalah, orang setiap di ajak jalan, "Nggak ah, di rumah aja.." Siapa coba yang mau temenan sama orang yang nggak mau diajak jalan? Temennya cuma Maya. Bukan nama orang, tapi maya. Tidak nyata. 
2. Nerd. (hiks)
Karena di rumah kerjaannya kalo nggak nge game, baca buku, buka media sosial, nonton drama, dan segala hal yang berhubungan dengan fungsi mata, anak rumahan kebanyakan anaknya nerd, berkacamata, susah melihat masa depan, eh, jarak jauh. 
Yes, indeed. 
3. Gendut.
Fakta yang menyakitkan. Jarang gerak, ya gendut. 
4. Gampang banget ngantuk. 
Ya tidak usah dijelaskan. 
5. Kalo berhadapan dengan orang di dunia nyata, sering awkward. Karena lebih sering ngobrol sama Gadget dan jarang ketemu manusia.
Fakta ini menyakitkan banget bro. Kita sebagai manusia kan butuh bersosialisasi, apalagi kalau udah ada keluarga besar tu pasti dipaksa salim dan ngobrol sama mama. Iya apa iya? Awkwardnya tu pake banget-banget bagian hati dan tangan tremor, pikiran melayang ke gadget dan pingin tidur aja di kasur gitu, tapi ya mau gimana lagi? Orang-orang juga keliatan banget nggak suka gitu ngobrol sama anak kayak kamu (dan aku), nggak seru nggak ada bahan obrolan. Haha ya sudahlah.
Ya begitulah, namanya juga anak rumahan...
Jadi anak rumahan yang baik ya. Bantuin mama juga jangan cuma main gadget! (nasehatin diri sendiri juga)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sahabatku, Sahabat Online

kakakku yang pertama

Aku Ingin jadi kupu-kupu