Korean Boys based on my perception



'Ih. Banci.'
'Ih apaan sih, goyang goyang gak jelas.'
'Kayak gitu kok disukain sih mbak? Apa yang kamu sukain dari mereka?'
Mungkin itulah kata-kata yang keluar dari orang-orang terdekatku yang melihat ketertarikanku dengan boyband korea. Kenapa aku suka mereka? Nggak tahu, ketika denger musiknya aku langsung 'iya' aja gitu, ya kayak semua orang terhadap apa yang disukainya. Langsung klop dan langsung enak aja, nggak ngerti kenapa. Aku juga suka tampangnya, imut-imut, bersih (haha), ya pokoknya kelihatan artis korea itu well trained dan semua shownya itu bener-bener well prepared. Ya emang ada beberapa program mereka yang kelihatan banget nggak pentingnya, dan cuma buat cari duit (namanya juga otak bisnis), tapi mereka semua baik artis ataupun manajemennya, berusaha untuk memberikan yang terbaik (duit men duit). Buat cari duit mereka itu gak asal-asalan. Ada yang street casted tapi dicasting lagi waktu latihan, pokoknya edan banget. Mereka itu pekerja keras. Kalo dibandingin sama Indonesia jelas beda jauh. Artis-artisnya jarang yang bisa bener-bener nyanyi, dan kayaknya kok ya di Indonesia banyak artis tapi yang main cuma itu-itu aja, kelihatan banget, kalau cuma cari tampang doang. Yaudah deh, memang setiap negara punya 'ciri khasnya' masing-masing.
Nah, tadi barusan aja, aku lihat-lihat biodatanya Seventeen, boyband korea yang lagi tenar baik di sekolahku maupun di seluruh dunia. Isinya anak-anak kelahiran 95-99 (ya ampun berasa udah tua dan udah harus kerja hiks). Terus aku buka-buka youtube deh dan lihat-lihat acaranya mereka, terus latihan mereka, banyak. Mereka kalau latihan bisa ampe berjam-jam, padahal belum debut lho, habis debut jangan ditanya, latihannya lebih menggila lagi. Terus mereka bikin lagu dan koreografi sendiri, bisa dibayangin betapa menderitanya hidup mereka. Udah nggak ada orang tua, kerja, persiapan sendiri, etdah. Aku lihat mereka juga nangis gitu waktu peresmian debut pertama kali (apasih), soalnya ada yang ortunya itu dari Amerika, China, jauh dan mereka jarang ketemu sejak pertama kali dibawa ke Korea Selatan.
Perjuangan boyben-boyben di Korea Selatan untuk survive dan membanggakan orang tua mereka bikin aku sedih banget dan rasanya mata ini berair kalo tiap kali liat boyben yang masih muda banget. Duh.
Aku sering bertanya sama diriku sendiri tiap kali liat mereka, "Apa sih yang udah kamu lakuin buat orangtua kamu? APA YANG UDAH KAMU LAKUIN SELAMA KAMU HIDUP INI?! 16 TAHUN MEN!" sedangkan mereka udah joget-joget dan tour keliling dunia dan udah banyak duit (dan aku cuma nontonin), dan udah ngirim orangtua duit bulanan. DUUH. Rasanya tuh greget sedih dan hampa gimana gitu.
Aku sih melihat sisi lain selain fakta bahwa boyben korea itu feminim, yaitu mereka adalah pelajar yang seumuran denganku dan sudah bekerja, mereka adalah anak-anak yang udah ngasih orangtuanya duit bulanan dan enggak nyusahin lagi. Sementara aku ini.. Ya ampun, kalau dibandingin sama mereka ya kayak manusia sama uget-uget lah. Nggak banget, jauh banget.
Jadi, kenapa sih mereka kaya dan disukai banyak orang? Jawabannya, they deserve it.
.
Elvinda, 30 Mei 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sahabatku, Sahabat Online

kakakku yang pertama

Aku Ingin jadi kupu-kupu